Petualangan, penjelajahan, dan Penemuan Dunia Baru
Bertahun-tahun lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan internasional antara para pedagang dari Barat/Eropa dan Timur. Salah satu kota pusat perdagangan itu yang terkenal adalah Konstantinopel. Banyak jenis komoditas di pasar Konstantinopel. Misalnya batu mulia, emas dan perak, gading, sutera dan juga yang penting rempah-rempah. Orang-orang Eropa sangat menyenangi rempah-rempah. Para pedagang dari Barat atau orang - orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah lebih mudah, dan dengan harga lebih murah. Namun, setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga rempah-rempah di pasar Eropa melambung sangat tinggi. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil rempah-rempah ke timur.
Tujuan mereka terkait dengan:
• gold : memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain yang sangat berharga.
• glory : memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya.
• gospel : menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada mulanya orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur.
Mengenai ketiga jenis tujuan: gold, glory, dan gospel itu sebenarnya lebih dimiliki dan digelorakan oleh Portugis dan Spanyol.
A. Penjelajahan
yang dilakukan oleh bangsa spanyol:
Penjelajahan Spanyol untuk mencari daerah
baru penghasil rempah-rempah di timur dipelopori oleh Christhoper Colombus pada
tanggal 3 Agustus 1492, berangkat dari pelabuhan Spanyol berlayar menuju ke
arah barat. Pada tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Colombus berhasil mendarat
di Kepulauan Bahama (San Salvador). Colombus mengira ia telah sampai di Tanah
Hindia, oleh karena itu penduduk setempat ia namakan orang-orang Indian, oleh
karena itu Colombus dikenal sebagai penemu benua Amerika. Merasa ekspedisinya
telah berhasil ia kembali ke Spanyol pada tahun 1493.
Selanjutnya pelaut Magelhaens beserta
kapten kapalnya Yan Sebastian del Cano melakukan pelayanan dengan mengambil
jalur yang mirip dilayari Colombus. Rombongan Magelhaens tiba di Kepulauan
Massava (Filipina) pada April 1521, Magelhaens menyatakan bahwa daerah yang
ditemukannya sebagai koloni Spanyol. Tindakan Magelhaens ini mendapat tantangan
dari penduduk setempat dan terjadilah peperangan. dan Magelhaens sendiri
terbunuh dalam peperangan itu.
Selanjutnya penjelajahan tersebut
diteruskan oleh Yan Sebastian del Cano. Pada tahun 1521 mereka sampai di
Kepulauan Maluku yang ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa pikir
panjang kapal rombongan del Cano dipenuhi dengan rempah-rempah dan bertolak
kembali ke Spanyol. Rombongan del Cano berlayar menuju ke arah barat, hingga
melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju Spanyol.
B. Penjelajahan bangsa portugis:
Keberhasilan Spanyol menemukan wilayah
baru membuat Raja Portugis yakni Manuel I penasaran. Sang raja menitahkan Vasco
da Gama untuk berlayar dan menemukan daerah yang kaya akan rempah-rempah.
Elaine Sanceau dalam Good Hope: the Voyage of Vasco Da Gama (1967)
mengungkapkan, perjalanan Vasco da Gama dimulai melalui rute Tanjung Harapan,
Afrika. Mereka selanjutnya mengembangkan layar menuju Lautan Hindia. Tahun
1498, Vasco da Gama beserta awak kapalnya tiba di Goa, pantai sebelah barat
India. Di negeri ini, Portugis membangun kantor dagang beserta benteng
pertahanan. Vasco da Gama diberikan hak kuasa atas daerah Goa oleh Raja
Portugis. Rombongan Portugis berikutnya dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque
untuk melanjutkan upaya dari Vasco da Gama. Pelayaran Alfonso de Albuquerque
akhirnya sampai di Malaka, kawasan barat Nusantara. Diawali ekspedisi
Bartholomeus Diaz yang menemukan Tanjung Harapan (Afrika Selatan). Dilanjutkan
ekspedisi di bawah pimpinan Vasco da Gama yang mencapai India. Diteruskan
dengan ekspedisi Alfonso de Albequerque yang berhasil menguasai Malaka pada
tahun 1511.
Kemudian, berlanjut dengan ekspedisi
Antonio de Abreu yang dapat mencapai wilayah sumber rempah-rempah, yakni
Maluku, pada tahun 1512.
Dari Pelabuhan Lisabon (ibukota Portugal), para
penjelajah Portugis menuju Tanjung Harapan (Afrika Selatan), lalu ke India
(Kalkut), kemudian ke Malaka, dan akhirnya sampai di Maluku. Jika diringkas,
rute perjalanan Bangsa Portugis ke Indonesia adalah: Lisabon-Tanjung
Harapan-India-Malaka-Maluku.
C.
Penjelajahan bangsa
belanda:
Para penjelajah Belanda pertama kali
masuk ke kepulauan Nusantara pada tahun 1595 dengan empat buah kapal, 64 pucuk
meriam, dan 249 awak yang dikomandoi oleh Cornelis de Houtman. Rombongan
Cornelis de Houtman sampai di Banten setahun setelahnya, atau 1596. Dari
Banten, rombongan ini melanjutkan pelayaran ke arah timur dengan menyusuri
pantai Utara Jawa hingga ke Bali. Cornelis de Houtman dikenal sebagai kapten
kapal yang bertabiat buruk. Semula kedatangannya diterima oleh orang-orang
Nusantara dengan tangan terbuka. Namun, ulahnya mengubah relasi itu menjadi
perseteruan dan peperangan.
Meskipun begitu, rombongan de Houtman
berhasil kembali ke Belanda pada 1597 dengan membawa serta banyak peti berisi
rempah. Pelayaran pertama Belanda untuk mencari rempah di Nusantara kemudian
dianggap sukses. Keberhasilan rombingan de Houtman kemudian mendorong
pelayaran-pelayaran lain dari Belanda menuju wilayah nusantara.
Pelayaran-pelayaran yang dilakukan setelah kembalinya rombongan de Houtman
dikenal dengan masa wilde vaart (pelayaran tak teratur). Pada 1598, sebanyak 22
kapal bertolak dari Belanda untuk mengikuti langkah rombongan Cornelis de
Houtman. Kapal-kapal tersebut bukan merupakan kapal kerajaan, melainkan milik
perusahan-perusahaan swasta Belanda. Salah satu rombongan di gelombang
pelayaran kedua tersebut dipimpin oleh Jacob van Neck. Berbeda dengan de
Houtman, van Neck bersikap lebih hati-hati dan tidak mencoba melawan para
penguasa lokal Nusantara. Pada Maret 1599, rombongan van Neck berhasil mencapai
Maluku yang kala itu menjadi penghasil utama rempah-rempah dalam jumlah besar.
Keberhasilan van Neck menjangkau Maluku membuatnya untung besar saat kembali ke
Belanda. Pada 1601, gelombang pelayaran menuju nusantara kembali datang dari
Belanda. Sebanyak 14 buah kapal ikut dalam gelombang pelayaran ketiga ini.
Rangkaian pelayaran itu lantas diikuti
dengan langkah orang-orang Belanda memonopoli perdagangan rempah di sejumlah
daerah nusantara. Sejarawan M. C. Ricklefs menyebutkan kesuksesan orang-orang
Belanda memonopoli perdagangan rempah di Nusantara dikarenakan mereka belajar
dari kesalahan Portugis.
Sebenarnya, baik Spanyol dan Portugis mencoba
merahasiakan keberadaan kepulauan Nusantara dari bangsa lain di Eropa. Namun,
terdapat awak kapal asal Belanda dalam kapal Portugis yang melakukan
penjelajahan. Orang-orang inilah yang membuat catatan terperinci tentang
seluk-beluk strategi, kelebihan, dan kekurangan pelayaran yang dilakukan
Portugis. Tiga gelombang pelayaran orang-orang Belanda ke Nusantara membuat
terdapat beberapa perusahaan dagang yang saling bersaing di Nusantara.
Akibatnya, keuntungan perdagangan rempah di pasar Eropa berkurang. Untuk
menanggulangi dampak persaingan tersebut, pada 1602, dibentuklah Vereenig de
Oost Indische Compagnie (VOC) sebagai perserikatan dagang Belanda. Lewat VOC,
perusahaan dagang swasta bersatu dan menghilangkan persaingan sesama pedagang
Belanda. Berdirinya VOC juga menjadi tonggak dominasi Belanda di nusantara.
Setelah berhasil memonopoli perdagangan rempah, menguasai Batavia dan sebagian
Jawa, hingga mengendalikan raja-raja lokal, VOC menjadi representasi awal dari
kolonialisme Belanda di nusantara.
D. Penjelajahan Bangsa Inggris:
Dalam memimpin rombongan penjelajahan ini, Francis Drake
dibantu oleh Thomas Cavendis. Rombongan Inggris berhasil mencapai Ternate pada
tahun 1579. Sesampainya di sana, rombongan tersebut memborong rempah-rempah
untuk dibawa pulang ke Inggris. Rombongan Francis Drake kembali ke Inggris pada
tahun 1580. Penjelajahan samudera yang dilakukan oleh Bangsa Inggris
mendatangkan keuntungan yang sangat melimpah. Sejak melakukan penjelajahan ke
dunia timur, Inggris telah berhasil menanamkan pengaruhnya di beberapa wilayah
di Asia. Tak hanya itu, Inggris juga memiliki keinginan untuk merebut wilayah
Indonesia dari Belanda dan Portugis. Wilayah ini nantinya tidak hanya dijadikan
sebagai ladang monopoli dagang, akan tetapi juga dijadikan wilayah kekuasaan
pilitik.
Kedatangan Inggris pada awal abad ke-17 ditujukan guna
memperluas kekuasaan politik Inggris di wilayah Asia. Kedatangan Inggris kali
ini bertepatan dengan kekacauan yang terjadi di daerah Jayakarta. Pada saat
itu, Jayakarta tengah berseteru dengan Banten akibat politik adu domba yang
dilakukan oleh VOC. Penguasa Jayakarta yang menyadari kelicikan VOC mengizinkan
Ingris untuk membangun gudang kayu di dekat kantor dagang VOC. Tindakan yang
dilakukan penguasa Jayakarta membuat VOC geram dan segera melancarkan serangan
ke arah pusat pemerintahan Jayakarta. Penguasa Jayakarta pada saat itu,
Wijayakrama meminta bantuan Inggris untuk menghadapi serangan VOC.
Pada tahun 1619 terjadilah perang laut yang merupakan puncak perseteruan antara Jayakarta dan VOC. Dalam perang laut ini Jayakarta mendapatkan bantuan pasukan dari tentara Inggris. Armada perang Inggris terdiri atas lima belas kapal laut yang dipimpin oleh Sir Thomas Dale melakukan intervensi terhadap kapal-kapal VOC di perairan Jawa. Meskipun dalam peperangan ini Jayakarta memperoleh kemenangan, akan tetapi kemenangan ini hanya berlangsung sehari. selanjutnya, VOC berhasil menguasai Jayakarta. Pada tahun 1628 Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama ini dibuktikan dengan Banten mengizinakan Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang utama Asia Tenggara di Banten. Pembangunan benteng Inggris bertujuan untuk menjamin perdagangan lada dan keamanan wilayah akibat blokade VOC di Banten.
gambar penjelajahan bangsa eropa ke Nusantara:
Video tentang penjelajahan bangsa eropa ke Nusantara:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar